- Kaget juga ketika melihat 'berita penghancuran' alias 'breaking news' dari televisi. Dalam gosip tersebut Dahlan Iskan ditahan sebagai tersangka oleh Kejaksaan Tinggi Jawa Timur. Berita yang sangat singkat tapi eksklusif menusuk.
Sebelumnya, selama beberapa hari saya juga membaca gosip perihal investigasi Dahlan Iskan oleh Kejati Jawa Timur dalam koran Jawa Pos. Dalam gosip yang ditulis di Jawa Pos diberitakan bahwa Dahlan Iskan sangat membantu penyidik dalam pemeriksaan. Dalam gosip tersebut juga dijelaskan bahwa Dahlan Iskan sangat membantu kooperatif dan hanya diperiksa untuk melengkapi berkas untuk tersangka lain.
Tulisan ini tidak sedang membahas gosip korupsinya. Tetapi membahas Dahlan Iskan dari segi kepenulisan. Dahlan Iskan ialah orang media. Sebelum menjadi Dirut PLN dan Menteri BUMN (jabatan tertinggi selama karirnya mengabdi untuk negara), ia ialah dirut Jawa Pos.
Dia mengawali karir sebagai wartawan. Kemudian 'menyelamatkan' Jawa Pos dari kehancuran. Bahkan hingga menjadikannya koran nasional dengan jaringan yang sangat luas dan banyak. Bahkan mungkin mejadi satu-satunya koran nasional yang terbit di luar Jakarta.
Melalui koran yang kini dipimin oleh anaknya, Azrul, Dahlan Iskan memperlihatkan semangat positif dalam bentuk tulisan. Ketika menjadi menteri BUMN, Dahlan punya kolom sendiri yang diberi nama manufacturing hope. Harapan dalam bidang manufaktur, sesuai dengan posisinya sebagai menteri Badan Usaha Milik Negara.
Melalui manufacturing hope Dahlan Iskan berusaha menjelaskan kebijakan yang diambil. Tak jarang juga Dahlan Iskan menjelaskan mengapa BUMN ini dan BUMN itu merugi, kendalanya, dan peluangnya. Melalui goresan pena itu pula, Dahlan Iskan telah memperlihatkan kepada masyarakat, setidaknya kepada saya selaku penikmat tulisannya, bahwa Indonesia mempunyai banyak sekali BUMN, ada yang kolaps, ada yang segan matipun tak mau (ini istilah yang dipakai Dahlan Iskan juga), ada pula yang berhasil bangkit.
BUMN yang berhasil berdiri ini memang yang diatur khusus oleh Dahlan Iskan ibarat mengatur perusahaannya sendiri. Pemimpin BUMN yang dirasa tidak 'becus' diganti dengan tenaga gres yang energik, hasilnya dengan sokongan dari BUMN lain dan kementerian BUMN, berhasillah bangkit.
Melalui tulisan-tulisan dalam manufacturing hope pula Dahlan Iskan berusaha memperlihatkan optimisme terhadap seluruh warga bangsa Indonesia. Dia sering sekali memperlihatkan dan menyebutkan bahwa orang-orang Indonesia mempunyai keahlian yang tidak sanggup diremehkan di banyak sekali bidang. Yang menjadi kendala, hanya persoalan kebijakan pemerintah dan kesempatan bagi mereka (para ahli) untuk mengaplikasikan keahlian mereka untuk bangsa Indonesia.
Beberapa goresan pena Dahlan Iskan yang saya ingat adalah, orang Indonesia punya BUMN bidang peternakan dan perkebunana. Dahlan Iskan mendapatkan ajuan dari orang-orang yang kompeten di bidang tersebut. Dia menyetujui bila ada lahan perkebunan juga sanggup dijadikan lahan penggembalaan ternak. Memang ini bukan hal baru, semenjak saya SD, 18 tahun lalu, sudah ada istilah tumpang sari. Memelihara ikan di sawah yang sedang ditanami padi. Padi panen, ikan juga panen. Hasil dua kali.
Sekali lagi, melalui tulisan-tulisannya, Dahlan Iskan telah menginspirasi dan menumbuhkan optimisme kepada warga Indonesia. Bahkan tulisan-tulisan Dahlan Iskan direproduksi dalam bentuk meme yang tersebar melalui jejaring sosial. Salah satu kutipan dalam meme Dahlan Iskan yang paling ngetop (versi saya sendiri) yang pada dasarnya berbunyi: habiskan jatah gagalmu!
Dahlan Iskan, sesudah tidak menjabat menjadi Menteri alasannya ialah berakhirnya masa kerja Kabinet SBY-Boediono, mencoba mendaftar untuk menjadi salah satu kandidat calon presiden. Tetapi alasannya ialah tidak berhasil mencalonkan diri, kemudian ia mendeklarasikan pemberian kepada calon presiden nomor urut 2, Jokowi.
Setelah Jokowi sukses memenangi pilpres, ia digadang-gadang lagi masuk menjadi menteri. Bahkan bebapa jajak pendapat daring memperlihatkan bahwa ia menerima pemberian dari publik yang cukup besar. Hingga jadinya Jokowi menetapkan tim kabinetnya, namanya tidak pernah masuk.
Sejak ketika itu, Dahlan Iskan menetapkan untuk menjadi warga biasa. Tetapi ia tidak berhenti menulis. Dia tetap menulis melalui kolom New Hope masih dalam koran Jawa Pos. Dahlan Iskan tetap mengembangkan semangat optimisme melalui tulisan.
Masalah kemudian datang, ia disebut-sebut korupsi ketika menjadi dirut PLN. Dahlan Iskan disangka korupsid dalam pengadaan barang di PLN. Akhirnya ia menyangkalnya melalui tulisan. Publik lebih percaya kepada Dahlan Iskan. Takut koran Jawa Pos dianggap menjadi corong pribadi, ketika dijadikan tersangka, Dahlan Iskan memaparkan alasannya melalui portal gardudahlan.com. Melalui praperadiilan, Dahlan Iskan bebas dan status tersangka dilepskan darinya.
Kini, Dahlan Iskan kembali dijadikan tersangka. Melalui pernyataan singkat di depan awak media ia menyampaikan bahwa tidak kaget, dengan senyum sumringah khasnya. Menurutnya, ia sudah mengetahui bahwa ia sudah dibidik terus oleh penguasa ketika ini.
Dahlan Iskan juga menyampaikan bahwa, ia ditahan alasannya ialah tanda tangan berkas yang telah disiapkan oleh bawahannya. Dia tidak pernah korupsi, tidak pernah menerima gratifikasi, bahkan ia menyatakan bahwa ia nrimo mengabdi untuk negeri ini bahkan hingga tidak digaji. Tatapi justru dijadikan pesakitan.
Dulu, ketika menjadi tersangka, Dahlan Iskan masih sanggup menebarkan semangat positif melalui GarduDahlan. Sekarang ia ditahan di Rutan Medaeng, yang terang mustahil lagi ia menulis secara langsung. Tetapi penulis yang hebat biasanya jadi lebih hebat ketika sedang ditahan.
Buya Hamka berhasil menuntaskan tafsirnya ketika ditahan. Pramoedya Ananta Toer justru menghasilkan tetralogi yang fenomenal ketika ditahan sebagai tahanan politik di Pulau Buru dan menulisn karyanya di kertas bungkus semen. Mungkin Dahlan Iskan juga akan lebih keren tulisannya ketika di dalam tahanan.
Tanpa bermaksud melaksanakan justifikasi, setidaknya saya secara pribadi menghormati si Koboi ini. Pemimpin yang keren dan lebih suka memaki sepatu kets daripada pantofel. Salah tidaknya Dahlan Iskan, kita lihat prosesnya.
Tetap senyum Pak Dahlan!
Tabik!
Sebelumnya, selama beberapa hari saya juga membaca gosip perihal investigasi Dahlan Iskan oleh Kejati Jawa Timur dalam koran Jawa Pos. Dalam gosip yang ditulis di Jawa Pos diberitakan bahwa Dahlan Iskan sangat membantu penyidik dalam pemeriksaan. Dalam gosip tersebut juga dijelaskan bahwa Dahlan Iskan sangat membantu kooperatif dan hanya diperiksa untuk melengkapi berkas untuk tersangka lain.
Tulisan ini tidak sedang membahas gosip korupsinya. Tetapi membahas Dahlan Iskan dari segi kepenulisan. Dahlan Iskan ialah orang media. Sebelum menjadi Dirut PLN dan Menteri BUMN (jabatan tertinggi selama karirnya mengabdi untuk negara), ia ialah dirut Jawa Pos.
Dia mengawali karir sebagai wartawan. Kemudian 'menyelamatkan' Jawa Pos dari kehancuran. Bahkan hingga menjadikannya koran nasional dengan jaringan yang sangat luas dan banyak. Bahkan mungkin mejadi satu-satunya koran nasional yang terbit di luar Jakarta.
Melalui koran yang kini dipimin oleh anaknya, Azrul, Dahlan Iskan memperlihatkan semangat positif dalam bentuk tulisan. Ketika menjadi menteri BUMN, Dahlan punya kolom sendiri yang diberi nama manufacturing hope. Harapan dalam bidang manufaktur, sesuai dengan posisinya sebagai menteri Badan Usaha Milik Negara.
Melalui manufacturing hope Dahlan Iskan berusaha menjelaskan kebijakan yang diambil. Tak jarang juga Dahlan Iskan menjelaskan mengapa BUMN ini dan BUMN itu merugi, kendalanya, dan peluangnya. Melalui goresan pena itu pula, Dahlan Iskan telah memperlihatkan kepada masyarakat, setidaknya kepada saya selaku penikmat tulisannya, bahwa Indonesia mempunyai banyak sekali BUMN, ada yang kolaps, ada yang segan matipun tak mau (ini istilah yang dipakai Dahlan Iskan juga), ada pula yang berhasil bangkit.
BUMN yang berhasil berdiri ini memang yang diatur khusus oleh Dahlan Iskan ibarat mengatur perusahaannya sendiri. Pemimpin BUMN yang dirasa tidak 'becus' diganti dengan tenaga gres yang energik, hasilnya dengan sokongan dari BUMN lain dan kementerian BUMN, berhasillah bangkit.
Melalui tulisan-tulisan dalam manufacturing hope pula Dahlan Iskan berusaha memperlihatkan optimisme terhadap seluruh warga bangsa Indonesia. Dia sering sekali memperlihatkan dan menyebutkan bahwa orang-orang Indonesia mempunyai keahlian yang tidak sanggup diremehkan di banyak sekali bidang. Yang menjadi kendala, hanya persoalan kebijakan pemerintah dan kesempatan bagi mereka (para ahli) untuk mengaplikasikan keahlian mereka untuk bangsa Indonesia.
Beberapa goresan pena Dahlan Iskan yang saya ingat adalah, orang Indonesia punya BUMN bidang peternakan dan perkebunana. Dahlan Iskan mendapatkan ajuan dari orang-orang yang kompeten di bidang tersebut. Dia menyetujui bila ada lahan perkebunan juga sanggup dijadikan lahan penggembalaan ternak. Memang ini bukan hal baru, semenjak saya SD, 18 tahun lalu, sudah ada istilah tumpang sari. Memelihara ikan di sawah yang sedang ditanami padi. Padi panen, ikan juga panen. Hasil dua kali.
Sekali lagi, melalui tulisan-tulisannya, Dahlan Iskan telah menginspirasi dan menumbuhkan optimisme kepada warga Indonesia. Bahkan tulisan-tulisan Dahlan Iskan direproduksi dalam bentuk meme yang tersebar melalui jejaring sosial. Salah satu kutipan dalam meme Dahlan Iskan yang paling ngetop (versi saya sendiri) yang pada dasarnya berbunyi: habiskan jatah gagalmu!
Dahlan Iskan, sesudah tidak menjabat menjadi Menteri alasannya ialah berakhirnya masa kerja Kabinet SBY-Boediono, mencoba mendaftar untuk menjadi salah satu kandidat calon presiden. Tetapi alasannya ialah tidak berhasil mencalonkan diri, kemudian ia mendeklarasikan pemberian kepada calon presiden nomor urut 2, Jokowi.
Setelah Jokowi sukses memenangi pilpres, ia digadang-gadang lagi masuk menjadi menteri. Bahkan bebapa jajak pendapat daring memperlihatkan bahwa ia menerima pemberian dari publik yang cukup besar. Hingga jadinya Jokowi menetapkan tim kabinetnya, namanya tidak pernah masuk.
Sejak ketika itu, Dahlan Iskan menetapkan untuk menjadi warga biasa. Tetapi ia tidak berhenti menulis. Dia tetap menulis melalui kolom New Hope masih dalam koran Jawa Pos. Dahlan Iskan tetap mengembangkan semangat optimisme melalui tulisan.
Masalah kemudian datang, ia disebut-sebut korupsi ketika menjadi dirut PLN. Dahlan Iskan disangka korupsid dalam pengadaan barang di PLN. Akhirnya ia menyangkalnya melalui tulisan. Publik lebih percaya kepada Dahlan Iskan. Takut koran Jawa Pos dianggap menjadi corong pribadi, ketika dijadikan tersangka, Dahlan Iskan memaparkan alasannya melalui portal gardudahlan.com. Melalui praperadiilan, Dahlan Iskan bebas dan status tersangka dilepskan darinya.
Kini, Dahlan Iskan kembali dijadikan tersangka. Melalui pernyataan singkat di depan awak media ia menyampaikan bahwa tidak kaget, dengan senyum sumringah khasnya. Menurutnya, ia sudah mengetahui bahwa ia sudah dibidik terus oleh penguasa ketika ini.
Dahlan Iskan juga menyampaikan bahwa, ia ditahan alasannya ialah tanda tangan berkas yang telah disiapkan oleh bawahannya. Dia tidak pernah korupsi, tidak pernah menerima gratifikasi, bahkan ia menyatakan bahwa ia nrimo mengabdi untuk negeri ini bahkan hingga tidak digaji. Tatapi justru dijadikan pesakitan.
Dulu, ketika menjadi tersangka, Dahlan Iskan masih sanggup menebarkan semangat positif melalui GarduDahlan. Sekarang ia ditahan di Rutan Medaeng, yang terang mustahil lagi ia menulis secara langsung. Tetapi penulis yang hebat biasanya jadi lebih hebat ketika sedang ditahan.
Buya Hamka berhasil menuntaskan tafsirnya ketika ditahan. Pramoedya Ananta Toer justru menghasilkan tetralogi yang fenomenal ketika ditahan sebagai tahanan politik di Pulau Buru dan menulisn karyanya di kertas bungkus semen. Mungkin Dahlan Iskan juga akan lebih keren tulisannya ketika di dalam tahanan.
Tanpa bermaksud melaksanakan justifikasi, setidaknya saya secara pribadi menghormati si Koboi ini. Pemimpin yang keren dan lebih suka memaki sepatu kets daripada pantofel. Salah tidaknya Dahlan Iskan, kita lihat prosesnya.
Tetap senyum Pak Dahlan!
Tabik!