-->

Stratifikasi Sosial

Benarkah setiap individu dalam masyarakat memiliki kedudukan tertentu? Tentu jawabannya “ya” setiap individu dalam kedudukan terdapat hak dan kewajiban yang berakibat adanya perbedaan tingkat sosial. Dengan kata lain perbedaan kedudukan menimbulkan stratifikasi sosial atau pelapisan sosial.

Berkaitan dengan adanya pelapisan sosial yang terjadi di masyarakat, terdapat beberapa topik yang dapat kita pelajari, yaitu:
  1. Stratifikasi sosial
  2. Kriteria stratifikasi sosial di masyarakat
  3. 3Pengaruh diferensiasi dan stratifikasi sosial yang terdapat di masyarakat
  4. Konsolidasi dan interseksi yang terjadi di dalam masyarakat
Sebagai anggota masyarakat, sudah sepatutnya kita memahami dan melaksanakan kewajiban sesuai statusnya. Seseorang dikatakan berstatus kalau ia memiliki kedudukan yang menyebabkan ia disegani atau dihormati oleh masyarakat. Status sosial adalah posisi seseorang dalam masyarakat sehubungan dengan warga lainnya, mencakup perilaku, hak, dan kewajiban.

Tinggi rendahnya status sosial seseorang antara lain tampak dari wujud hak dan kewajibannya.
  1. Status kelahiran (ascribed status) adalah status yang didapat tanpa bersusah payah karena status ini didapat sejak seseorang dilahirkan. Contoh: seseorang anak lahir dari keluarga bangsawan maka secra otomatis ia mempunyai status bangsawan.
  2. Status perjuangan (achieved status) adalah status yang diperoleh dengan perjuangan atau berusaha. Contoh: gelar sarjana, dokter, insinyur dan guru.
  3. Status pemberian (asigned status) adalah status yang diperoleh karena pemberian, disebut juga status yang diamankan. Contoh: gelar kehormatan.
A. Peranan Sosial
Peranan sosial merupakan aspek dinamis status sosial. Hal tersebut menunjukkan hak dan kewajiban yang dilaksanakan berdasarkan status sosial yang dimiliki, berarti ada keterkaitan antara peranan sosial dan status sosial yang dimiliki. Setelah kita mengetahui status sosial dan peranan sosial selanjutnya akan membahas tentang stratifikasi sosial atau pelapisan sosial. Apakah pengertian stratifikasi sosial? Akan kita pelajari dalam bab ini.

1. Apa itu Stratifikasi sosial?
Stratafikasi berasal dari kata bahasa Latin, statum. Arti kata ini adalah lapisan atau pelapisan. Dalam kaitannya dengan masyarakat, stratafikasi sosial berarti lapisan yang terdapat di masyarakat. Stratafikasi masyarakat merupakan perbedaan yang terdapat di masyarakat dalam tingkat yang vertikal. Perbedaan secara vertical menyatakan bahwa di dalam masyarakat terdapat perbedaan tinggi/rendah status (kedudukan) seseorang.

Seorang ahli sosiologi, Pitirin A. Sorokin menyatakan bahwa stratafikasi sosial merupakan perbedaan di dalam masyarakat berdasarkan kelas sosial. Perbedaan ini menunjukkan posisi anggota masyarakat secara vertical (tinggi atau rendah) yang berkaitan dengan kedudukan, tugas, dan fungsinya di dalam masyarakat.

Dalam ilmu sosiologi, pelapisan sosial dalam masyarakat lebih dikenal dengan istilah stratifikasi sosial. Kata stratifikasi sosial berasal dari bahasa latin “stratum” yang berarti tingkatan dan “socius” yang berarti teman atau masyarakat. Secara harfiah stratifikasi sosial berarti tingkatan yang ada dalam masyarakat. Kemudian apa sebenarnya yang dimaksud dengan stratifikasi sosial? Agar mendapat gambaran yang jelas, berikut ini dikemukakan pendapat para ahli tentang pengertian pelapisan sosial.

Bruce J. Cohen, stratifikasi sosial adalah sistem yang menempatkan seseorang sesuai dengan kualitas yang dimiliki dan menempatkan mereka pada kelas sosial yang sesuai. Menurut Pitrim A. Sorokin (1959), bahwa sosial stratification is permanent characteristic of any organized sosial group, yang artinya pelapisan sosial merupakan ciri yang tepat pada setiap kelompok sosial yang teratur. Lebih lanjut beliau mengatakan bahwa pelapisan sosial merupakan pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelaskelas secara bertingkat.

Astried S. Susanto, stratifikasi sosial adalah hasil kebiasaan hubungan antarmanusia secara teratur dan tersusun sehingga setiap orang setiap saat mempunyai situasi yang menentukan hubungannya dengan orang secara vertical maupun mendatar dalam masyarakatnya. Paul. B Horton dan Chester L. Hunt, stratifikasi sosial berarti sistem perbedaan status yang berlaku dalam suatu masyarakat. Robert M.Z. Lawang, stratifikasi sosial adalah penggolongan orangorang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan- lapisan hirarkis menurut dimensi kekuasaan, privelese dan prestise.

Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pelapiasan sosial adalah pembedaan masyarakat ke dalam kelas-kelas secara vertikal, yang diwujudkan dengan adanya tingkatan masyarakat dari yang paling tinggi sampai yang paling rendah. Mengapa di dalam masyarakat terdapat pelapisan sosial? Pelapisan sosial akan selalu ditemukan dalam masyarakat selama di dalam masyarakat tersebut terdapat sesuatu yang dihargai.

Setelah mengetahui pengertian stratifikasi sosial, selanjutnya dibahas tentang kriteria stratifikasi sosial di masyarakat. Ukuran atau kriteria yang biasa dipakai untuk menggolongkan anggota masyarakat ke dalam pelapisan tersebut adalah sebagai berikut.
  1. Ukuran kekayaan, barang siapa memiliki kekayaan paling banyak, akan menempati pelapisan teratas. Kekayaan tersebut misalnya dapat dilihat dari bentuk rumah, mobil pribadinya, cara berpakaian serta jenis bahan yang dipakai, kebiasaan atau cara berbelanja.
  2. Ukuran kekuasaan, barang siapa memiliki kekuasaan atau mempunyai wewenang terbesar akan menempati pelapisan yang tinggi dalam pelapisan sosial masyarakat yang bersangkutan.
  3. Ukuran kehormatan, orang yang dihormati dan disegani akan mendapatkan tempat pelapisan yang tinggi dan ini biasanya terdapat pada masyarakat yang masih tradisional. Misalnya orang tua yang dianggap berjasa dalam masyarakat atau kelompoknya. Ukuran kehormatan biasanya terlepas dari ukuran kekayaan dan kekuasaan.
  4. Ukuran ilmu pengetahuan, digunakan sebagai salah satu faktor atau dasar pembentukan pelapisan sosial di dalam masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan.
Keempat ukuran tersebut di atas bukanlah bersifat limitif, artinya masih ada ukuran lain yang dapat dipergunakan dalam kriteria penggolongan pelapisan sosial dalam masyarakat, namun ukuran di ataslah yang paling banyak digunakan sebagai dasar pembentukan pelapisan sosial.

Harta benda, kekuasaan, ilmu pengetahuan dan sebagainya, merupakan kriteria untuk menggolongkan anggota masyarakat ke dalam pelapisan tersebut. Barang siapa yang memiliki sesuatu yang dihargai tadi akan dianggap oleh masyarakat sebagai orang yang menduduki pelapisan atas. Sebaliknya mereka yang hanya sedikit memiliki atau bahkan sama sekali tidak memiliki sesuatu yamg dihargai tersebut, mereka akan dianggap oleh masyarakat sebagai orang-orang yang menempati pelapisan bawah atau berkedudukan rendah. Bagaimanakah bentuk stratifikasi sosial? Sifat stratifikasi Sosial dirinci sebagai berikut.

B. Stratifikasi Sosial Terbuka.
Dalam sistem stratifikasi sosial terbuka, setiap anggota masyarakat memiliki kesempatan untuk berusaha naik ke lapisan yang lebih tinggi, atau jika kurang beruntung dapat jatuh, ke lapisan yang lebih rendah. Kelebihan dari sistem ini adalah adanya rangsangan bagi setiap orang untuk mengejar kemajuan. Semakin maju seseorang, tingkatan stratifikasinya pun akan naik. Kelemahan sistem ini adalah adanya kemungkinan perasaan khawatir lapisan atas tergeser kedudukannya ke lapisan bawah.

C. Stratifikasi Sosial Tertutup.
Stratifikasi sosial bersifat tertutup membatasi kemungkinan berpindahnya seseorang dari satu lapisan ke lapisan yang lain, baik yang merupakan gerak ke atas maupun ke bawah. Satu-satunya jalan untuk masuk menjadi anggota suatu lapisan dengan kelahiran. Pelapisan sosial di masyarakat bentuknya berbeda-beda. Bentuk ini akan dipengaruhi oleh kriteria atau faktor yang menjadi dasar pelapisan masyarakat. Kriteria itu antara lain ekonorni, sosial atau kriteria politik. Misalnya, bagi golongan politik tertentu yang termasuk mayoritas dalam kekuasaan akan mendapat kedudukan lebih tinggi dibandingkan dengan nainderbus.

Mac-Iver mengemukakan bahwa dasar-dasar pelapisan kekuasaan atau piramida kekuasaan terbagi dalam tiga pola umum, yaitu: tipe kasta, tipe oligarki dan tipe demokratis.

a. Tipe Kasta.
Merupakan sistem lapisan kekuasaan dengan garis pemisahan yang tegas dan kaku. Masyarakat dengan tipe kasta, misalnya masyarakat Hindu India yang hampir-hampir tidak pernah terjadi gerak sosial yang vertikal. Pada puncak piramida kekuasaan tipe kasta diduduki oleh seorang penguasa tertinggi, misalnya seorang raja dengan lingkungan pendukungnya para bangsa, ksatria, dan pendeta. Lapisan kedua terdiri atas para petani dan buruh tani yang kemudian diikuti oleh lapisan diikuti oleh lapisan terendah yang ditempati oleh budak-budak.

b. Tipe oligarki
Merupakan sistem lapisan kekuasaan dengan garis pemisahan yang tegas. Pembedaan lapisan pada masyarakat dengan tipe oligarki ini ditentukan oleh kebudayaan masyarakat tersebut, terutama pada kesempatan yang diberikan kepada seluruh warga untuk memperoleh kekuasaan-kekuasaan tertentu. Perbedaan antara tipe kasta dan tipe oligarki adalah adanya kesempatan setiap individu untuk naik lapisan meskipun pada tipe ini lapisan diperoleh berdasarkan kelahiran (ascribed status). Pada tipe oligarki terdapat lapisan yang lebih khusus dan perbedaan antar lapisan tidak mencolok.

Pada piramida kekuasaan tipe oligarki, kelas menengah merupakan warga yang paling banyak jumlahnya. Hal itu terjadi karena industri, perdagangan dan keuangan memegang peranan yang febih penting. Kesempatan untuk naik tingkatan lapisan pada rnasyarakat ttengan tipe oligarki bermacam-macam. Bahkan anggota masyarakat pada kelas menengah mempunyai kesempatan untuk menjadi penguasa. Tipe oligarki ditemukan pada masyarakat feodal yang telah berkembang.

c. Tipe demokratis
Merupakan sistem lapisan kekuasaan dengan garis pemisahan antar lapisan yang bersifat sangat mobil, Ascribed status tidak memegang peranan penting. Karena faktor kemampuan dan keberuntungan seseorang lebih dominan pada sistem lapisan ini. Hal ini bisa dialami oleh anggota-anggota partai politik pada masyarakat demokratis yang dapat mencapai kedudukan-kedudukan tertentu dalam masyarakat melalui partai yang dipegangnya.

Pirarnida kekuasaan tipe demokratis tersebut merupakan tipe ideal. Namun, dalam kenyataan seringkali terjadi penyimpangan. Hai itu terjadi karena masyarakat selalu mengalami perubahan sosiai dan kebudayaan. Setiap terjadi perubahan mengakibatkan terjadinya pula perubahan piramida kekuasaaan.

Stratifikasi hanya dikenal dalam lapangan teoritis karena masyarakat Indonesia tidak mengakui secara tegas seseorang termasuk dalam ketas mana, Indonesia tidak mengenal sistem kasta serta sistem stratifikasi terbuka. Pengaruh difensiasi dan stratifikasi sosial dalam kehidupan masyarakat. Diferensiasi merupakan perbedaan secara horizontal, sedangkan stratifikasi merupakan perbedaan secara vertikal. Dengan memahami konsep pengertian tadi, maka kita dapat membedakan antara diferensiasi dan stratifikasi diferensiasi dan stratifikasi sosial adalah sebagai berikut:

1. Pengaruh Diferensiasi Sosial
Seperti telah dijelaskan, diferensiasi sosial adalah pengelompokan penduduk ke dalam kelas-kelas secara horizontal yang didasarkan atas unsur-unsur kehidupan sosial tertentu secara ras suku bangsa, agama antar golongan (SARA), dalam arti bahwa unsur-unsur tersebut memiliki derajat yang sama. Namun dalam kondisi tertentu pengelompokan tersebut menyebabkan timbulnya perbedaan sosial yang dimanifestasikan dalam bentuk ketimpangan sosial.

Ketimpangan sosial yang timbul dari diferensiasi sosial adalah:
a. Diskriminasi ras, jenis kelamin, dan profesi.
b. Etnosentrisme
c. Disharmoni kehidupan agama
d. Benturan kepentingan antar golongan

2. Pengaruh Stratifikasi Sosial
Gejala yang tampak akibat perbedaan lapisan sosial adalah timbulnya perbedaan harga diri atau prestise. Ukuran perbedaan ini previlese. Perbedaan perbedaan tersebut diklasifikasikan dalam tindakan dan interaksi sosial.

Bagaimana pengaruh stratifikasi sosial terhadap masyarakat?

a. Pengaruh Stratifikasi Sosial terhadap Tindakan Sosial
Setiap kelas/lapisan menunjukkan perilaku khas yang menggambarkan lapisan atas, menengah, dan bawah/rendah. Masing-masing kelas mempunyai selera yang berbeda dalam setiap aspek kehidupan, seperti pakaian, perlengkapan rumah tangga, hiburan, makanan, bacaan dan sebagainya. Perbedaan selera tersebut menunjukkan simbol status sosialnya atau pada lapisan mana dia berada.

b. Pengaruh Stratifikasi Sosial Terhadap Interaksi Sosial
Simbol status merupakan salah satu aspek yang menunjukkan perbedaan kelas dalam interaksi sosial. Simbol status adalah tanda yang menunjukkan status seseorang daiam masyarakat. Simbol status berfungsi untuk memberitahukan status yang dimiliki seseorang kepada orang lain. Oleh karena itu, seseorang yang memiliki suatu status cenderung memperlihatkan apa yang telah diraihnya kepada orang lain melalui berbagai simbol. Simbol-simbol status yang dapat ditemui dalam kehidupan sehari-hari antara lain cara menyapa, bahasa dan gaya berbicara, pola-pola komunikasi non verbal, dan penyebutan gelar.

Setelah kita mengetahui pengaruh diferensiasi sosial dan stratifikasi sosial; berikutnya kita akan membahas apa perbedaan konsolidasi dengan interseksi dalam masyarakat?

Konsolidasi dan lnterseksi :
1. Kata konsolidasi berasal dari bahasa Latin “consolidation” yang artinya penguatan. Jadi proses interseksi dan konsolidasi keanggotaan masyarakat dalam kelompok sosial berarti membahas terjadinya persilangan antara anggota masyarakat dalam kelompok yang ada di dalam masyarakat dan usaha mengintegrasikan anggota kelompok ke dalam kelompok yang ada dalam kehidupan sosial masyarakat.
Interseksi sosial adalah suatu persilangan keanggotaan individu yang tercermin dalam kelompok sosial.
Konsolidasi adalah suatu peneguhan atau penguasaan sikap individu atas keanggotaan yang tumpang tindih dalam berbagai kelompok sosial ke dalam wadah yang memiliki unsur-unsur kesamaan.

Kelompok sosial adalah suatu himpunan manusia yang memiliki kesadaran, memiliki sisem hubungan dan memiliki latar belakang sama diantara para anggota.

Ada dua macam tipe struktur sosial dalam masyarakat majemuk yaitu:

1) Consolidated Sosial Structure
Suatu sfruktur sosial masyarakat disebut consolidated apabila terjadi tumpang tindih parameter sehingga terjadi penguatan identitas keanggotaan para warga masyarakat di dalam kelompok sosial. Struktur sosial yang terkonsolidasi berfungsi menghambat dalam masyarakat majemuk karena terjadinya penguatan. Proses integrasi sosial identitas yang dalam batas-batas tertentuakan mempertajam prasangka antar ras, suku bangsa atau agama berbeda. Penajaman prasangka itu akan lebih nyata apabila di antara ras, suku bangsa atau agama yang berbeda itu terjadi pula kesempatan memperoleh peluang yang berbeda dalam proses-proses ekonomi antar politik yang mengakibatkan timbulnya kesenjangan ekonomi dan sosial. Kasus-kasus kerusuhan di beberapa kota di Indonesia barangkali merupakan gambaran struktur yang terkonsolidasi dan penajaman akibat kesenjangan ekonorni.

Saluran Interseksi:
a) Ekonomi.
– Melalui perdagangan
– Melalui industri

b) Sosial
– Melalui perkawinan
– Melalui pendidikan

c) Politik

2) Peter M. Blau (1977) menyebutkan ada dua macarn tipe struktur sosial dalam masyarakat majemuk yaitu: intersected sosial - structure. Suatu struktur sosial disebut Intersected jika keanggotaan waga masyarakat didalam kelompok-kelompok sosial yang ada bersifat menyilang (nterseksi).

Gambar struktur sosial intersected.
2. Proses interseksi dan konsolidasi keanggotaan warga masyarakat
Proses kehidupan bermasyarakat dimulai dari adanya kelampok yang paling kecil yaitu keluarga. Dari keluarga terbentuk suatu kelompok yang disebut klan. Di daerah-daerah terdapat beberapa klan yang merupakan anggota dari suku bangsa. Proses itu dimulai dari satu klan berinteraksi dengan klan yang lain dan suku bangsa yang satu berinteraksi dengan suku bangsa yang lain ras satu berinteraksi dengan ras lain, interaksi tidak hanya dalam kelompok klan, suku bangsa, ras tetapi juga melibatkan agama atau hukum adat yang berlaku. Contoh:
  1. Perkawinan antara orang Bugis dengan seseorang dari suku Dayak.
  2. Perkawinan seseorang dari suku Batak yang patrilineal dengan suku Jawa yang parental.
  3. Perkawinan orang Cina keturunan ras Raongoloid dengan suku Dayak.
Akibat perubahan konsolidasi dan interseksi terhadap diferensiasi dan stratifikasi sosial, munculnya primordialisme dan politik aliran.

Hal-hal yang menyebabkan timbulnya primordialisme :
  1. Adanya kecintaan yang mendalam terhadap kampung halaman beserta anggota-anggotanya, dan kerabat yang senior.
  2. Adanya sesuatu yang dianggap istimewa (bernilai lebih) oleh warga kelompok sasial tertentu.
  3. Adanya tekad yang kuat untuk mempertahankan eksistensi kelompoknya terhadap ancaman luar.
  4. Adanya nilai-nilai yang dijunjung tinggi yang berkaitan dengan religi yang dianutnya, adat istiadat, seni budaya.
Politik Aliran
Politik aliran adalah paham sistem politik yang digunakan untuk mencapai tujuan politik menurut Glifford Geertz, politik aliran adalah keadaan berpolitik dimana partai-partai politik yang ada dikelilingi dan diikuti oleh sejumlah organisasi masa baik formal maupun non formal yang berpegang pada idiologi yang sama. Politik aliran di Indonesia mulai tumbuh pada masa kebangkitan nasional (1908) dan terus berkembang hingga masa pemerintahan orde lama dan masa peralihan orde baru (1961-1971). Ciri-ciri politik aliran:
  1. Adanya organisasi politik induk yang berpegang dan memperjuangkan idiologi tertentu dan kelompok primordial.
  2. Organisasi politik tersebut mempunyai cabang-cabang organisasi massa yang berada dibawahnya dengan ideologi yang sama.
  3. Yang lebih diperjuangkan terutama adalah kepentingan kelompoknya.
  4. Pada umumnya memiliki surat kabar atau majalah yang menjadi sarana perjuangannya untuk mempengaruhi publik.
  5. Secara umum mereka kurang tolerensi dan sulit meyakini kerja sama dengan kelompok lain, bahkan serig terjadi persaingan yang tidak sehat, saling curiga, dan konflik tersembunyi.
Penggolongan Politik Aliran
Ada 4 aliran yang berkembang dalam kehidupan politik di dunia yaitu:
  1. Aliran kiri, suatu paham kepartaian yang berciri radikal liberal.
  2. Aliran kanan, suatu paham kepartaian yang berciri konservatif.
  3. Aliran ekstrim kiri, suatu paham kepartaian yang berciri komunis sosialis.
  4. Aliran ekstrim kanan, suatu paham kepentingan yang berciri reaksioner.
Perkembangan masyarakat dunia ketiga termasuk negara lndonesia bergerak secara evolusioner dari tradisional ke modern. Giddens (1989) mengemukakan bahwa kesaling ketergantungan masyarakat dunia semakin meningkat. Proses tersebut dinamakan globalisasi (globalization) yang ditandai dengan kesenjangan besar anatara kekayaan dan tingkat hidup masyarakafi dunia ketiga. 
LihatTutupKomentar